Selasa, 03 Maret 2015

BAB III

BAB III
MISI PERUSAHAAN

A.    TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti kuliah dan menyelesaikan tugas-tugas terstruktur tentang "Misi Perusahaan", maka mahasiswa akan dapat:

1.      Mampu mengemukakan pengertian  misi perusahaan.
2.      Mampu menguraikan  sasaran misi perusahaan,  dan pentingnya misi perusahaan sebagai petunjuk atau arah bagi organisasi perusahaan.
3.      Menjebutkan dan  menjelaskan  komponen-komponen dalam meru-muskan misi perusahaan.

B. PENDAHULUAN
Dalam sesi pembahasan pada bab tiga ini akan di kemukakan pengertian misi perusahaan yang membedaan perusahaan dengan pesaing pokoknya. Misi perusahaan hanyalah merupakan per-nyataan tentang sikap, pandangan, orientasi yang bersifat umum, bukan target yang dapat diukur, namun misi memiliki petunjuk atau arahan menuju sasaran yang ingin dicapai, sehingga bagi perusahaan yang ingin membedfakan dirinya dengan perusahaan lain harus merumuskan misi perusahaannya. Rumusan misi perusahaan harus mengandung komponen-komponen utamanya, yaitu produk, pasar, dan bidang teknologi yang digarap perusahaan, karakter, gambaran kejatidirian, dan citra perusahaan, termasuk didalamnya alasan eksistensi (reason for being) berdirinya perusahaan.

C. POKOK-POKOK MATERI
1.      PENGERTIAN MISI PERUSAHAAN
Salah satu tugas penting pimpinan perusahaan adalah merumuskan misi perusahaan.  Misi perusahaan adalah jawaban atas pertanyaan "what is our business" untuk masa sekarang dan yang akan datang.  Pearce II dan Robinson menyebutkan bahwa "misi suatu perusahaan adalah tujuan (purpose) unik yang membedakannya dari perusahaan-perusahaan lain yang sejenis dan menjelaskan cakupan operasinya dalam bentuk produk dan pasar. Misi menguraikan produk, pasar, dan bidang teknologi yang digarap perusahaan, karakter, gambaran kejatidirian, dan citra perusahaan, termasuk didalamnya alasan eksistensi (reason for being) berdirinya perusahaan; kesemuanya mencerminkan nilai dan prioritas dari para pengambil keputusan strategiknya.
Budiman Christianan, dkk mengemukakan bahwa "misi perusahaan pada dasarnya merupakan suatu pernyataan umum maksud perusahaan. Pernyataan tersebut pada umumnya memuat filosofi usaha yang menjadi dasar/pegangan bagi pembuat keputusan-keputusan yang sifatnya strategik serta citra perusahaan yang ingin diproyeksikan."

2.      SASARAN DAN PENTINGNYA MISI PERUSAHAAN
Dilihat dari sifatnya, misi hanyalah merupakan pernyataan tentang sikap, pandangan, orientasi yang bersifat umum, bukan target yang dapat diukur.  Kalau demikian, apa yang dicapai dari pernyataan seperti itu ?.  Menurut Willian R. King dan David I Cleland, sasaran misi perusahaan, adalah:
a) Memastikan kesamaan tujuan (purpose) dalam organisasi;
b) menjadi landasan  untuk memotivasi  pemanfaatan sumberdaya organisasi;
c) mengembangkan landasan  atau  standar  untuk pengalokasian sumberdaya organisasi;
d) menetapkan warna umum iklim organisasi, misalnya pengisya-ratan operasi yang bersifat bisnis (businesslike operastion);
e)  berfungsi  sebagai  titik  fokus  bagi mereka yang sepakat dengan tujuan umum (purpose) dan arah organisasi dan meng-halangi mereka yang tidak sepakat dengan itu agar tidak lagi melibatkan diri dengan kegitan-kegitan organisasi;
f)  memudahkan penerjemahan sasaran dan tujuan ke dalam struk-tur kerja yang mencakup penetapan tugas kepada elemen-elemen yang bertanggung jawab dalam organisasi;
g) menegaskan  tujuan umum (purpose) organisasi dan pewujudan tujuan umum ini menjadi tujuan yang lebih spesifik sedemikian hingga parameter biaya, waktu, dan kinerja dapat ditetapkan dan dikendalikan.
Menurut Budiman Christiananta bahwa misi perusahaan pada umumnya lebih merupakan suatu pernyataan sikap, pandangan, serta orientasi daripada sejumlah target yang terinci.  Karena sifatnya yang mencirikan petunjuk atau arah maka misi perusahaan terasa amat penting. Pentingnya misi perusahaan disebabkan bahwa suatu misi perusahaan akan memungkinkan :
a)      Terjaminnya kesatuan pendapat mengenai maksud perusahaan di lingkungan organisasi;
b)      terjadinya suatu dasar untuk  mendorong  penggunaan sumber-daya organisasi yang seoptimal mungkin;
c)      berkembangnya suatu patokan atau standar pengalokasian sum-berdaya organisasi;
d)     terciptanya sikap serta pandangan yang senada; dan
e)      terciptanya kemudahan dalam pengenalan dan penjabaran maksud perusahaan ke dalam tujuan-tujuan perusahaan yang lebih terinci.
 
3.      KOMPONEN DAN FORMULASI MISI PERUSAHAAN
Suwarsono menjelaskan bahwa misi suatu perusahaan paling sedikitnya memiliki tiga komponen pokok yang ditemukan dalan pernyataan misi perusahaan, yaitu :
a)      Spesifikasi kebutuhan konsumen yang hendak dipuaskan oleh perusahaan dalam bentuk riilnya berupa barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan;
b)      spesifikasi  segmen  pasar  yang  dituju  sebagai  kelompok sasaran dan wilayah pemasaran yang hendak dijangkau;
c)      spesifikasi  teknologi  dan  fungsi  manajerial yang diper-gunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang telah dipilih.
Disamping ketiga komponen di atas, ditemukan juga lima komponen lain sebagai pelengkap yang memberikan kejelasan terhadap misi perusahaan.  Kelima komponen pelengkap misi yang dimaksud adalah :
a)      komitmen untuk bertahan hidup, pertumbuhan, dan laba;
b)      perumusan falsafah perusahaan;
c)      konsep kejatidirian; dan citra perusahaan yang dinginkan;
d)     komitmen terhadap karyawan;
e)      tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.
Proses menetapan misi perusahaan untuk suatu bisnis ter-tentu barangkali dapat lebih muda dipahami dengan membayangkan bisnis ini pada saat kelahirannya.  Biasanya suatu bisnis atau usaha dimulai dengan keyakinan, keinginan, dan aspirasi dari satu orang wirausaha. Misi dari seorang manajer-pemilik seperti itu biasanya didasarkan pada keyakinan dasar berikut:
a)      Barang atau jasa yang disediakan usaha ini dapat memberikan manfaat yang setidak-tidaknya sama dengan harganya;
b)      Barang atau jasa ini dapat memuaskan kebutuhan pelanggan di segmen pasar tertentu yang ada saat ini belum dipenuhi secara memadai;
c)      Teknologi yang  digunakan  dalam produksi akan menghasilkan propduk atau jasa yang biaya dan kualitasnya bersaing;
d)     Dengan kerja keras  dan  dukungan pihak-pihak lain,  bisnis tidak saja dapat bertahan melainkan juga tumbuh dan memberikan keuntungan;
e)      Filosofi  manajemen dari bisnis ini akan menghasilkan citra yang baik di mata publik dan akan memberikan imbalan keuangan dan psikologis bagi mereka yang bersedia meng-investasikan tenaga dan dana dalam membantu bisnis untuk berhasil;
f)       Konsep diri wirausaha dari bisnis ini dapat dikomunikasikan kepada dan diterapkan oleh para karyawan dan pemegang saham.
Bila usaha berkembang atau dipaksa oleh desakan per-saingan untuk mengubah produk, pasar, teknologinya, misi perusahaan mungkin perlu ditetapkan kembali. Jika demikian, rumusan misi yang direvisi akan mengandung komponen yang sama dengan yang semula.
John A. Pearce II dan Rochard B. Robinson menjelaskan bahwa rumusan misi perusahaan akan menyatakan jenis dasar produk atau jasa yang ditawarkan, pasar atau kelompok pelanggan utama yang akan dilayani, teknologi yang akan digunakan dalam produksi atau penyampaian produk atau jasa, keinginan mendasar perusahaan akan kelangsungan hisup melalui pertumbuhan dan profitabilitas, filosofi manajerial perusaha-an, citra publik yang diharapkan perusahaan, serta konsep diri (self-concept) yang harus dimiliki semua yang berafiliasi dengan perusahaan.
1). Produk,  pasar, dan teknologi. 
Kombinasi  ketiga komponen seperti produk, pasar, dan teknologi hampir selalu dijumpai  dalam formulasi misi perusahaan karena ketiganya menjelaskan kegiatan bisnis perusahaan.

2). Tujuan  perusahaan: kelangsungan  hidup,  pertumbuhan, dan profitabilitas.
Tiga tujuan ekonomis memedomani arah strategik dari hampir semua organisasi bisnis.  Dalam misi perusahaan baik disebutkan secara jelas ataupun tidak, rumusan misi perusahaan mencerminkan keinginan perusahaan untuk kelang-sungan hidup (survival) melalui pertumbuhan (growth) dan profitabilitas (profitability).  Perusahaan yang tidak mampu bertahan hidup akan tidak mampu memenuhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan.  Tujuan kelangsungan hidup seperti pertumbuhan, dan profitabilitas seringkali dianggap semestinya demikian sehingga sampai batas ter-tentu dilupakan sebagai kriteria pokok dalam pengambilan keputusan strategik.  Jika ini terjadi maka perusahaan hanya mementingkan tujuan jangka pendek dan mengorbankan tujuan jangka panjang.
Pertumbuhan suatu perusahaan tidak terlepas dari kelang-sungan  hidup,  dan profitabilitasnya. Dalam hal ini, arti pertumbuhan haruslah ditetapkan secara luas. Meskipun PIMS (product impact market studies) telah membuktikan bahwa pertumbuhan bagian pasar mempunyai korelasi dengan  profitabilitas, bentuk-bentuk pertumbuhan lain juga penting. Ukuran pertumbuhan yang biasanya digunakan seperti pertumbuhan pasar yang dilayani (volume penjualan, dan pangsa pasar), ragam produk yang ditawarkan, laba yang diperoleh, kekayaan yang dimiliki, tenaga kerja yang diserap, harga saham di pasar,  serta teknologi yang digunakan untuk menyediakan produk seringkali menghasilkan peningkatan daya saing perusahaan.  Pertumbuhan artinya perubahan, dan perubahan proaktif sangat penting dalam lingkungan bisnis yang dinamik.
3). Filosofi perusahaan. 
Rumusan filosofi perusahaan, eringkali disebut kredo perusahaan (company creed), biasanya menyertai atau ter-cantum dalam rumusan misi.  Pernyataan ini mencerminkan atau menjelaskan keyakinan dasar, nilai, aspirasi, dan prioritas filosofi yang menjadi komitmen para pengambil keputusan strategik dalam memanajemeni perusahaan.
4). Citra publik.
Disamping untuk memberikan arahan pencapaian tujuan ekonomis yang dijadikan masukan bagi masyarakat dalam mengembangkan citra publik (public image). Dengan menyata-kan citra publik dalam rumusan misi perusahaan sebenarnya ingin dicapai suatu atribut kualitas tertentu terhadap kegiatan usaha perusahaan yang diharapkan akan diyakini konsumen.
5). Konsep jati-diri perusahaan.
Faktor penentu utama suatu perusahaan adalah sejauh mana perusahaan dapat mengaitkan dirinya secara fungsional dengan lingkungan luasnya (eksternal).  Untuk mendapatkan tempat yang layak dalam situasi persaingan, perusahaan harus ecara realistis mengevaluasi kekuatan dan kelemahan-nya. Pemikiran ini berarti bahwa perusahaan harus mengenal dirinya sendiri merupakan inti dari konsep-diri perusahaan (company self-concept).
            Karakteristik konsep jati-diri perusahaan menurut John A. Pearce II dan Rochard B. Robinson, adalah :
a)      Konsep-diri didasarkan pada persepsi manajemen mengenai bagaimana pihak lain (masyarakat) akan beraksi terhadap perusahaan;
b)      konsep-diri mengarahkan perilaku karyawan yang bekerja di perusahaan;
c)      konsep-diri sebagian ditentukan oleh reaksi pihak lain terhadap perusahaan;
d)     konsep-diri terkandung dalam rumusan misi  yang dikomu-nikasikan kepada orang-orang di dalam dan di luar perusahaan.

E.DAFTAR PUSTAKA
Christiananta, Budiman, dkk., 1988, Kebijaksanaan Perusahaan I, Penerbit Karunia, Jakarta; hal 2.2 - 2.9.

Jauch, Lawrence R., dan W. F. Glueck, 1995, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, Terjemahan, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta; hal 58 - 79.

Pearce II, John A.,  dan R. B. Robinson, 1997, Manajemen Stra-tegik - Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian, Terjemahan, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta;  hal 55 - 83.

Suwarsono, 1994, Manajemen Strategik: Konsep, Alat Analisis, dan Konteks,  Edisi Pertama, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta, hal 169 - 179.

Tunggal, Amin Wijaya, 1994, Manajemen Strategik - Suatu Pengantar, Cetakan pertaman, penerbit Harvarindo, Jakarta, hal 27 - 46.

Wahyudi, Agustinus Sri, 1996, Manajemen Strategik - Pengantar Proses Berpikir Strategik, Cetakan Pertama, Binarupa Aksara, Jakarta; hal 37 - 43.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar