BAB III
MISI
PERUSAHAAN
A.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti kuliah dan menyelesaikan tugas-tugas
terstruktur tentang "Misi Perusahaan", maka mahasiswa akan dapat:
1.
Mampu
mengemukakan pengertian misi perusahaan.
2.
Mampu
menguraikan sasaran misi perusahaan, dan pentingnya misi perusahaan sebagai
petunjuk atau arah bagi organisasi perusahaan.
3.
Menjebutkan
dan menjelaskan komponen-komponen dalam meru-muskan misi
perusahaan.
B. PENDAHULUAN
Dalam sesi pembahasan pada bab tiga ini akan di kemukakan
pengertian misi perusahaan yang membedaan perusahaan dengan pesaing pokoknya.
Misi perusahaan hanyalah merupakan per-nyataan tentang sikap, pandangan,
orientasi yang bersifat umum, bukan target yang dapat diukur, namun misi
memiliki petunjuk atau arahan menuju sasaran yang ingin dicapai, sehingga bagi
perusahaan yang ingin membedfakan dirinya dengan perusahaan lain harus
merumuskan misi perusahaannya. Rumusan misi perusahaan harus mengandung
komponen-komponen utamanya, yaitu produk, pasar, dan bidang teknologi yang
digarap perusahaan, karakter, gambaran kejatidirian, dan citra perusahaan,
termasuk didalamnya alasan eksistensi (reason for being) berdirinya perusahaan.
C. POKOK-POKOK MATERI
1.
PENGERTIAN
MISI PERUSAHAAN
Salah satu tugas penting pimpinan perusahaan adalah
merumuskan misi perusahaan. Misi
perusahaan adalah jawaban atas pertanyaan "what is our business"
untuk masa sekarang dan yang akan datang.
Pearce II dan Robinson menyebutkan bahwa "misi suatu perusahaan
adalah tujuan (purpose) unik yang membedakannya dari perusahaan-perusahaan lain
yang sejenis dan menjelaskan cakupan operasinya dalam bentuk produk dan pasar.
Misi menguraikan produk, pasar, dan bidang teknologi yang digarap perusahaan,
karakter, gambaran kejatidirian, dan citra perusahaan, termasuk didalamnya
alasan eksistensi (reason for being) berdirinya perusahaan; kesemuanya
mencerminkan nilai dan prioritas dari para pengambil keputusan strategiknya.
Budiman Christianan, dkk mengemukakan bahwa "misi
perusahaan pada dasarnya merupakan suatu pernyataan umum maksud perusahaan.
Pernyataan tersebut pada umumnya memuat filosofi usaha yang menjadi
dasar/pegangan bagi pembuat keputusan-keputusan yang sifatnya strategik serta
citra perusahaan yang ingin diproyeksikan."
2.
SASARAN DAN PENTINGNYA MISI PERUSAHAAN
Dilihat dari sifatnya, misi hanyalah merupakan pernyataan
tentang sikap, pandangan, orientasi yang bersifat umum, bukan target yang dapat
diukur. Kalau demikian, apa yang dicapai
dari pernyataan seperti itu ?. Menurut
Willian R. King dan David I Cleland, sasaran misi perusahaan, adalah:
a) Memastikan kesamaan tujuan (purpose) dalam organisasi;
b) menjadi landasan untuk
memotivasi pemanfaatan sumberdaya
organisasi;
c) mengembangkan landasan atau
standar untuk pengalokasian
sumberdaya organisasi;
d) menetapkan warna umum iklim
organisasi, misalnya pengisya-ratan operasi yang bersifat bisnis (businesslike
operastion);
e) berfungsi
sebagai titik fokus
bagi mereka yang sepakat dengan tujuan umum (purpose) dan arah
organisasi dan meng-halangi mereka yang tidak sepakat dengan itu agar tidak
lagi melibatkan diri dengan kegitan-kegitan organisasi;
f) memudahkan penerjemahan sasaran dan tujuan ke
dalam struk-tur kerja yang mencakup penetapan tugas kepada elemen-elemen yang
bertanggung jawab dalam organisasi;
g) menegaskan tujuan umum (purpose) organisasi dan
pewujudan tujuan umum ini menjadi tujuan yang lebih spesifik sedemikian hingga
parameter biaya, waktu, dan kinerja dapat ditetapkan dan dikendalikan.
Menurut Budiman Christiananta bahwa misi perusahaan pada
umumnya lebih merupakan suatu pernyataan sikap, pandangan, serta orientasi
daripada sejumlah target yang terinci.
Karena sifatnya yang mencirikan petunjuk atau arah maka misi perusahaan
terasa amat penting. Pentingnya misi perusahaan disebabkan bahwa suatu misi
perusahaan akan memungkinkan :
a)
Terjaminnya
kesatuan pendapat mengenai maksud perusahaan di lingkungan organisasi;
b)
terjadinya
suatu dasar untuk mendorong penggunaan sumber-daya organisasi yang
seoptimal mungkin;
c)
berkembangnya
suatu patokan atau standar pengalokasian sum-berdaya organisasi;
d)
terciptanya
sikap serta pandangan yang senada; dan
e)
terciptanya
kemudahan dalam pengenalan dan penjabaran maksud perusahaan ke dalam
tujuan-tujuan perusahaan yang lebih terinci.
3.
KOMPONEN DAN FORMULASI MISI PERUSAHAAN
Suwarsono menjelaskan bahwa misi suatu perusahaan paling
sedikitnya memiliki tiga komponen pokok yang ditemukan dalan pernyataan misi
perusahaan, yaitu :
a)
Spesifikasi
kebutuhan konsumen yang hendak dipuaskan oleh perusahaan dalam bentuk riilnya
berupa barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan;
b)
spesifikasi segmen
pasar yang dituju
sebagai kelompok sasaran dan
wilayah pemasaran yang hendak dijangkau;
c)
spesifikasi teknologi
dan fungsi manajerial yang diper-gunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen yang telah dipilih.
Disamping ketiga komponen di atas, ditemukan juga lima
komponen lain sebagai pelengkap yang memberikan kejelasan terhadap misi
perusahaan. Kelima komponen pelengkap
misi yang dimaksud adalah :
a)
komitmen
untuk bertahan hidup, pertumbuhan, dan laba;
b)
perumusan
falsafah perusahaan;
c)
konsep
kejatidirian; dan citra perusahaan yang dinginkan;
d)
komitmen
terhadap karyawan;
e)
tanggung
jawab sosial terhadap masyarakat.
Proses menetapan misi perusahaan untuk suatu bisnis
ter-tentu barangkali dapat lebih muda dipahami dengan membayangkan bisnis ini
pada saat kelahirannya. Biasanya suatu
bisnis atau usaha dimulai dengan keyakinan, keinginan, dan aspirasi dari satu
orang wirausaha. Misi dari seorang manajer-pemilik seperti itu biasanya
didasarkan pada keyakinan dasar berikut:
a)
Barang atau
jasa yang disediakan usaha ini dapat memberikan manfaat yang setidak-tidaknya
sama dengan harganya;
b)
Barang atau
jasa ini dapat memuaskan kebutuhan pelanggan di segmen pasar tertentu yang ada
saat ini belum dipenuhi secara memadai;
c)
Teknologi
yang digunakan dalam produksi akan menghasilkan propduk atau
jasa yang biaya dan kualitasnya bersaing;
d)
Dengan kerja
keras dan dukungan pihak-pihak lain, bisnis tidak saja dapat bertahan melainkan
juga tumbuh dan memberikan keuntungan;
e)
Filosofi manajemen dari bisnis ini akan menghasilkan
citra yang baik di mata publik dan akan memberikan imbalan keuangan dan
psikologis bagi mereka yang bersedia meng-investasikan tenaga dan dana dalam
membantu bisnis untuk berhasil;
f)
Konsep diri
wirausaha dari bisnis ini dapat dikomunikasikan kepada dan diterapkan oleh para
karyawan dan pemegang saham.
Bila usaha berkembang atau dipaksa oleh desakan
per-saingan untuk mengubah produk, pasar, teknologinya, misi perusahaan mungkin
perlu ditetapkan kembali. Jika demikian, rumusan misi yang direvisi akan
mengandung komponen yang sama dengan yang semula.
John A. Pearce II dan Rochard B. Robinson menjelaskan
bahwa rumusan misi perusahaan akan menyatakan jenis dasar produk atau jasa yang
ditawarkan, pasar atau kelompok pelanggan utama yang akan dilayani, teknologi
yang akan digunakan dalam produksi atau penyampaian produk atau jasa, keinginan
mendasar perusahaan akan kelangsungan hisup melalui pertumbuhan dan
profitabilitas, filosofi manajerial perusaha-an, citra publik yang diharapkan
perusahaan, serta konsep diri (self-concept) yang harus dimiliki semua yang
berafiliasi dengan perusahaan.
1). Produk, pasar, dan
teknologi.
Kombinasi ketiga komponen seperti produk, pasar, dan
teknologi hampir selalu dijumpai dalam
formulasi misi perusahaan karena ketiganya menjelaskan kegiatan bisnis
perusahaan.
2). Tujuan perusahaan:
kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan profitabilitas.
Tiga tujuan ekonomis memedomani
arah strategik dari hampir semua organisasi bisnis. Dalam misi perusahaan baik disebutkan secara
jelas ataupun tidak, rumusan misi perusahaan mencerminkan keinginan perusahaan
untuk kelang-sungan hidup (survival) melalui pertumbuhan (growth) dan profitabilitas
(profitability). Perusahaan yang tidak
mampu bertahan hidup akan tidak mampu memenuhi harapan pihak-pihak yang
berkepentingan. Tujuan kelangsungan
hidup seperti pertumbuhan, dan profitabilitas seringkali dianggap semestinya
demikian sehingga sampai batas ter-tentu dilupakan sebagai kriteria pokok dalam
pengambilan keputusan strategik. Jika
ini terjadi maka perusahaan hanya mementingkan tujuan jangka pendek dan
mengorbankan tujuan jangka panjang.
Pertumbuhan suatu perusahaan
tidak terlepas dari kelang-sungan
hidup, dan profitabilitasnya.
Dalam hal ini, arti pertumbuhan haruslah ditetapkan secara luas. Meskipun PIMS
(product impact market studies) telah membuktikan bahwa pertumbuhan bagian
pasar mempunyai korelasi dengan
profitabilitas, bentuk-bentuk pertumbuhan lain juga penting. Ukuran
pertumbuhan yang biasanya digunakan seperti pertumbuhan pasar yang dilayani
(volume penjualan, dan pangsa pasar), ragam produk yang ditawarkan, laba yang
diperoleh, kekayaan yang dimiliki, tenaga kerja yang diserap, harga saham di
pasar, serta teknologi yang digunakan
untuk menyediakan produk seringkali menghasilkan peningkatan daya saing
perusahaan. Pertumbuhan artinya
perubahan, dan perubahan proaktif sangat penting dalam lingkungan bisnis yang
dinamik.
3). Filosofi perusahaan.
Rumusan filosofi perusahaan,
eringkali disebut kredo perusahaan (company creed), biasanya menyertai atau
ter-cantum dalam rumusan misi.
Pernyataan ini mencerminkan atau menjelaskan keyakinan dasar, nilai,
aspirasi, dan prioritas filosofi yang menjadi komitmen para pengambil keputusan
strategik dalam memanajemeni perusahaan.
4). Citra publik.
Disamping untuk memberikan
arahan pencapaian tujuan ekonomis yang dijadikan masukan bagi masyarakat dalam
mengembangkan citra publik (public image). Dengan menyata-kan citra publik dalam
rumusan misi perusahaan sebenarnya ingin dicapai suatu atribut kualitas
tertentu terhadap kegiatan usaha perusahaan yang diharapkan akan diyakini
konsumen.
5). Konsep jati-diri perusahaan.
Faktor penentu utama suatu
perusahaan adalah sejauh mana perusahaan dapat mengaitkan dirinya secara
fungsional dengan lingkungan luasnya (eksternal). Untuk mendapatkan tempat yang layak dalam
situasi persaingan, perusahaan harus ecara realistis mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan-nya. Pemikiran ini berarti bahwa perusahaan harus mengenal dirinya
sendiri merupakan inti dari konsep-diri perusahaan (company self-concept).
Karakteristik
konsep jati-diri perusahaan menurut John A. Pearce II dan Rochard B. Robinson,
adalah :
a)
Konsep-diri
didasarkan pada persepsi manajemen mengenai bagaimana pihak lain (masyarakat)
akan beraksi terhadap perusahaan;
b)
konsep-diri
mengarahkan perilaku karyawan yang bekerja di perusahaan;
c)
konsep-diri
sebagian ditentukan oleh reaksi pihak lain terhadap perusahaan;
d)
konsep-diri
terkandung dalam rumusan misi yang
dikomu-nikasikan kepada orang-orang di dalam dan di luar perusahaan.
E.DAFTAR PUSTAKA
Christiananta, Budiman, dkk.,
1988, Kebijaksanaan Perusahaan I, Penerbit Karunia, Jakarta; hal 2.2 - 2.9.
Jauch, Lawrence R., dan W. F.
Glueck, 1995, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, Terjemahan, Edisi
Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta; hal 58 - 79.
Pearce II, John A., dan R. B. Robinson, 1997, Manajemen
Stra-tegik - Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian, Terjemahan, Penerbit
Binarupa Aksara, Jakarta; hal 55 - 83.
Suwarsono, 1994, Manajemen
Strategik: Konsep, Alat Analisis, dan Konteks,
Edisi Pertama, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta, hal 169 - 179.
Tunggal, Amin Wijaya, 1994,
Manajemen Strategik - Suatu Pengantar, Cetakan pertaman, penerbit Harvarindo,
Jakarta, hal 27 - 46.
Wahyudi, Agustinus Sri, 1996,
Manajemen Strategik - Pengantar Proses Berpikir Strategik, Cetakan Pertama,
Binarupa Aksara, Jakarta; hal 37 - 43.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar