BAB
XI
EVALUASI
DAN PENGENDALIAN STRATEGI
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah
mengikuti kuliah dan menyelesaikan tugas-tugas terstruktur tentang
"Evaluasi Pengendalian
Strategi", maka mahasiswa akan dapat:
1.
Memahami konsep dan definisi evaluasi dan pengendalian
strategi.
2.
Menjelaskan jenis-jenis pengendalian strategi.
3.
Menjelaskan proses pengendalian strategi.
4. Memahami evaluasi strategi.
B. PENDAHULUAN
Bagian terakhir dari
proses manajemen strategik dan kebijakan bisnis adalah evaluasi dan pengendalian
strategi terhadap pelaksanaan strategi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
proses manajemen strategi tidak akan membawa hasil yang berarti jika tidak
segera diikuti dengan tindakan evaluasi dan pengendalian. Jika kegiatan
evaluasi dan pengendalian dilakukan dengan baik dan efektif akan memberikan
jaminan bahwa tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana strategi akan
tercapai.
C. POKOK-POKOK MATERI
1.
Pengertian dan Konsep
Strategi yang telah
dipilih dan diimplementasikan selanjutnya perlu ntuk diberikan suatu penilaian.
Tindakan penilaian ini biasanya disebut sebagai evaluasi (evaluation). Evaluasi
perlu dilakukan secara terus menerus guna ntuk mengetahui bagaimana dampak
perubahan lingkungan terhadap strategi
yang diimplementasikan itu. Secara umum, bentuk temuan yang sering diperoleh
manajer dalam melakukan penilaian atas strategi meliputi: 1). hasil yang
dicapai melebihi harapan dan target, 2). hasil yang dicapai sama dengan harapan
dan target, 3). hasil yang dicapai kurang dari harapan dan target.
Membuat kriteria
penilaian hendaknya jangan terlalu subyektif, karena akan menjadikan penilaian
tidak fair. Beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan
dari setiap strategi yang telah diimplementasikan adalah: a). market share yang
dicapai, b). profitabilitas yang dicapai, c). hasil pengembalian atas ekuitas,
dan ROI, d). Biaya produksi dan
efisiensi, dan Jumlah hari kerja yang hilang karena buruh mogok.
Pengertian pengendalian sebenarnya adalah
kegiatan memberikan pengamatan, pemantauan, penyelidikan, dan pengevaluasi
keseluruhan kegiatan manajemen agar tujuan yang sudah ditetapkan dapat tercapai
secara tepat. Robbin dan Coulter (1999) mengartikan pengendalian sebagai suatu
proses memantau kegiatan-kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan itu
diselesaikan sebagaimana telah direncanakan dan proses mengoreksi setiap
penyimpangan yang berarti. Sedangkan pengendalian strategi adalah bentuk khusus
dari pengendalian oganisasi yang memfokuskan kepada pengawasan dan evaluasi
proses manajemen strategi dengan maksud untuk meyakinkan bahwa hal tersebut
secara fungsi bisa berjalan.
Ada empat langkah dalam
pengendalian, yaitu: a). menetapkan standar dan metode untuk pengukuran
kinerja/prestasi, b). mengukur prestasi, c). membandingkan prestasi, sesuai
dengan standard, dan d). mengambil tindakan perbaikan. Hert dan Sharplin (1983)
berpendapat bahwa agar pengendalian stratejik dapat berhasil, maka suatu sistem
pengendalian harus: 1). Menentukan apa
yang diharapkan terjadi pada organisasi atau sasaran-sasaran yang ingin dicapai
organisasi (standard kinerja). 2). Merinci hambatan-hambatan diantara unit-unit
yang ada didalam organisasi tersebut. Kedua hal tersebut perlu dilakukan karena
unit-unit atau divisi-divisi dalam suatu organisasi dapat mempunyai tujuan dan
sasaran yang saling berlawanan.
Pengendalian strategi berhubungan dengan penentuan arah yang benar dari
suatu strategi yang sedang diimplementasikan, mendeteksi setiap potensi permasalahan
yang mungkin terjadi pada bidang-bidang atau unit-unit tertentu, serta
melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan.
2. Jenis-Jenis Pengendalian
Terdapat beberapa
klasifikasi pengendalian yang harus dilakukan oleh seorang manajer. Kalsifikasi
pengendalian dapat dilihat dari: a). fokus: pendahuluan, bersamaan, dan umpan
balik; b). obyek: administrasi, dan operasi; dan c). subyek: intern dan
ekstern.
a. Pengendalian pendahuluan (preliminary control).
Pengendalian ini memastikan bahwa sebelum kegiatan dimulai, maka sumber daya
manusia, bahan dan modal yang diperlukan sudah dianggarkan. Sehingga bila mana
kegiatan dilakukan, maka sumber daya tersebut tersedia, baik menyangkut jenis,
mutu, kuantitas, maupun tempat sesuai dengan kebutuhan. Prosedur pengendalian
pendahuluan meliputi seluruh upaya manajemen untuk meningkatkan kemungkinan
perbandingan yang menguntungkan antar hasil-hasil nyata dengan hasil-hasil yang
direncanakan.
b. Pengendalian bersamaan (concurent control).
Pengendalian bersamaan terutama diimplementasikan melalui kegiatan kepenyeliaan
dari para manajer.
c. Pengendalian umpan balik (feedback control).
Sistem pengendalian umpan balik biasanya berfokus pada hasil-hasil akhir
sebagai dasar perbaikan berbagai tindakan masa depan. Metode umpan balik dalam
bisnis meliputi: analisis laporan keuangan, analisis biaya standar,
pengendalian mutu, dan evaluasi kinerja
karyawan.
Jika
pengendalian dilihat dari obyek maka dapat dibagi menjadi:
a. Pengendalian administrasif, yaitu pengendalian
pada bidang atau bagian pekerjaan yang fungsinya dikategorikan sebagai tugas
adminstrasi dalam suatu organisasi, misalnya pada bagian keuangan, bagian
personalia.
b. Pengendalian operatif, yaitu pengendalian yang
dilakukan pada bidang atau bagian yang fungsinya melaksanakan pekerjaan
operatif dalam suatu organisasi, misalnya bagian pabrik, bagian pemasaran,
maintenance, dan lain-lain.
Berdasarkan subyek
pengendalian, maka jenis pengendalian dapat dibagi menjadi dua:
1) Pengendalian intern yaitu pengendalian yang
dilakukan khusus ditujukan pada
pelaku-pelaku dari fungsi-fungsi yang berada didalam organisasi.
2) Pengendalian ekstern, yaitu pengendalian yang
dilakukan khusus ditujukan pada
pelaku-pelaku dari fungsi-fungsi yang berada diluar organisasi.
3.
Proses Pengendalian
Secara umum proses
pengendalian terdiri dari tiga tahap: 1). Mengukur kinerja yang sebenarnya, 2).
Membandingkan kinerja sebenarnya dengan standar, dan 3). Mengambil tindakan
manajerial untuk memperbaiki penyimpangan atau standar yang tidak memadai.
a. Pengukuran kinerja (measure the performance). Mengukur kinerja berarti perbandingan antara
standar dengan pelaksanaan. Perbandingan tersebut hendaknya berdasarkan
pandangan kedepan. Untuk mengukur kinerja aktual seorang manajer dapat
menggunakan empat sumber imformasi: pribadi, laporan statistik, laporan lisan,
dan laporan tertulis.
b. Membandingkan prestasi dengan standar (compare the
performance match the standar). Langkah
ini dimaksudkan untuk membandingkan hasil-hasil yang telah diukur dengan standar atau target yang telah
ditetapkan sebelumnya. Apabila prestasi sesuai dengan standar manajer berasumsi
bahwa segala sesuatunya berjalan secara terkendali. Oleh karena itu manajer
tidak perlu secara aktif dalam organisasi, jika sebaliknya maka manajer perlu
mengambil tindakan korektif.
c. Mengambil tindakan korektif (take corrective
action). Tindakan koreksi dilakukan manakala prestasi rendah dibawah standar
dan analisis menunjukkan perlunya diambil tindakan. Para manajer dapat memilih
diantara tiga tindakan yang memungkinkan: a). tidak melakkan tindakan apa-apa,
b). mengoreksi kinerja yang sesungguhnya, dan c). manajer dapat merevisi
standar. Apabila majer mengambil tindakan mengoreksi kinerja sesungguhnya, maka
pertanaan yang harus dijawab adalah “haruskah diambil tindakan perbaikan segera
atau tindakan perbaikan mendasar? Tindakan perbaikan mendasar menanyakan
bagaimana dan mengapa kinerja telah menyimpang dan kemudian melangkah untuk
mengoreksi sumber ketimpangan itu.
4. Evaluasi Strategi
Persoalan
yang begitu melekat dalam pengendalian strategi adalah bahwa pengendalian
strategi biasanya dirancang untuk memonitor aktivitas operasi dari hari ke
hari, dan tidak tidak fokus pada strategi secara keseluruhan. Namun, bukan
berarti bahwa pengendalian strategi seperti ini tidak bermanfaat dan bahkan
tidak diperlukan, tetapi memberi kesan pengendalian strategi seharusnya
dilaksanakan dengan sejumlah informasi untuk mengevaluasi strategi secara keseluruhan.
Evaluasi strategi berhubungan dengan penilaian dampak keseluruhan dan ketepatan
strategi secara keseluruhan. Evaluasi strategi merupakan sutau usaha untuk
memastikan suatu strategi yang telah ditetapkan terlaksana dengan tepat dan
mencapai tujuan perusahan.
Richard
Rumelt mengajukan empat kriteria yang dapat diguanakan untuk melakukan evaluasi
strategi yang telah berjalan, yaitu konsistensi, kesesuaian, keunggulan, dan
kelayakan, serta kerangka 7-S Mckinsey.. Suatu strategi agar konsisten, maka
harus mennjukkan saling konsisten antara tujuan, kebijaksanaan, asumsi
lingkungan, dan kondisi internal. Strategi yang sesuai, apabila mampu
menggambarkan suatu respon penyesuaian terhadap kondisi lingkungan eksternal
dan sejumlah perubahan yang sedang terjadi di lingkungan tersebut. Strategi dapat dikatakan unggul, apabila
mampu memberikan beberapa keunggulan
kompetitif dalam wilayah operasinya. Keunggulan kompetitif biasanya dievaluasi
dengan tiga faktor yaitu: superioritas sumber daya, superioritas skill, dan
superioritas posisi.
Suatu
strategi harus layak dihubungkan dengan keberadaan organisasi, atau cocok
dengan tujuan yang hendak dicapai, skill dan sumber daya. Kelayakan finansial
suatu strategi dapat dievaluasi dengan menggunakan standar analisa keuangan
yang meliputi berbagai jenis analisa rasio keuangan.
Perusahan
konsultan tingkat internasional McKinsey and Co telah mengembangkan kerangka
7-S McKinsey (7-S McKinsey framework) yang dapat digunakan untuk melakukan
evaluasi strategi. Berdasarkan pada konsep dasar kerangka 7-S McKinsey adalah
bahwa nilai dari setiap strategi tidak hanya bergantung pada formulasi
strateginya, tetapi pada apakah strategi tersebut dapat dilaksanakan dengan
baik. Kerangka 7-S didasarkan pada konsep bahwa setiap strategi harus cocok
dengan budaya organiasi agar dapat diimplementasi dengan baik. Kerangka 7-S
memandang bahwa budaya organisasi sebagai suatu fungsi dari tujuh variabel
berikut: strategi, struktur, sistem, style (gaya), staff, Skill, dan share
values (nilai-nilai kebersamaan).
D. DAFTAR
PUSTAKA
Amirullah dan Cantika, Sri Budi, 2002, Manajemen
Stategik, Edisi pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, hal
175 –185.
Dirgantoro, Crown, 2001, Manajemen
Strategis – Konsep, Kasus, dan Implementasi, Edisi pertama, PT
Gramedia Indonesia, Jakarta; hal 137 – 144.
Jatmiko, RD, 2004, Manajemen Strategik, Catkan Kedua,
Penerbit UMM, Malang, hal 258 – 278.
Jauch,
Lawrence R., dan W. F. Glueck, 1995, Manajemen
Strategis dan Kebijakan Perusahaan, Terjemahan, Edisi Ketiga, Cetakan
Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta; hal
405 – 430.
Umar, Husein, 2001, Strategik Management In Action, Edisi Pertama, PT Gramedia Indonesia, Jakarta;
hal 365 – 377.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar