Selasa, 03 Maret 2015

BAB IV

BAB IV
TUJUAN PERUSAHAAN

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti kuliah dan menyelesaikan tugas-tugas terstruktur tentang "Tujuan Perusahaan", maka mahasiswa akan dapat:
1.      Mampu mengemukakan pengertian tujuan perusahaan, dan menjelaskan elemen-elemen tujuan suatu perusahaan.
2.      Mampu menyebutkan macam-macam tujuan perusahaan. 
3.      Mampu menjelaskan  manfaat tujuan perusahaan.
4.      Mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi penetapan tujuan perusahaan.
5.      Mampu mengemukakan kelompok atau individu yang tergolong sebagai stakeholders, dan beragam tuntutannya.
  
B.     PENDAHULUAN
Suatu perusahaan yang didirikan oleh pemiliknya jelas memiliki tujuan yang harus dicapai.  Sesuatu tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan itu berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya, dan setiap perusahaan dapat memiliki lebih dari satu tujuannya. Tujuan perusahaan mempunyai banyak manfaat pada proses perumusan dan implementasi strategi, sehingga dalam proses perumusannya harus mempertimbangkan kepentingan berbagai pihak yang terkena dampak langsung maupun tindak langsung atas kehadiran perusahaan. 

C. POKOK-POKOK MATERI
1.      PENGERTIAN TUJUAN PERUSAHAAN
Sejak awal berdirinya, suatu perusahaan dalam menjalankan misinya akan menentukan tujuan-tujuan yang harus dicapai. Penentuan tujuan ini untuk menetapkan standar yang harus dipenuhi dalam mengoperasikan perusahaan, dan sebagai tolok ukur menilai keberhasilannya. Tujuan (objective) adalah target yang ingin dicapai oleh organisasi/perusahaan.
Lauren R. Jauch dan W. F. Glueck mengemukakan bahwa "tujuan adalah hasil akhir yang ingin dicapai perusahaan melalui keberadaan dan operasinya".  Sedangkan  menurut Ansoff bahwa "tujuan adalah aturan keputusan yang memungkinkan manajemen untuk mengarahkan atau memedomani dan mengukur prestasi kearah tujuan".  Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan adalah sesuatu yang ingin di capai perusahaan melalui keberadaan dan operasinya.
Tujuan merupakan suatu pernyataan yang bersifat kualitatif mengenai keadaan atau hasil yang ingin dicapai di masa yang akan datang.  Suatu  tujuan  berisi tiga  elemen  penting, yaitu :
1) Atribut  tertentu  yang  dipilih  sebagai  suatu  pengukur efisiensi;
2) ukuran (skala) dengan mana atribut tersebut diukur; dan
3) sasaran (goal), yaitu nilai tertentu pada skala yang ingin dicari untuk dicapai oleh perusahaan.
Perusahaan dalam operasinya menghasilkan dan men-distribusikan barang/jasa dengan mengalokasikan sumber daya-sumber daya, manajemen harus menggunakan tujuan untuk menuntun dalam membuat keputusan, dan tindakan operasional sehingga dapat meningkatkan efisiensi perusahaan.
Christiananta dkk., mengemukakan bahwa "tujuan  perusahaan kiranya dapat dilukiskan sebagai suatu sasaran akhir yang ingin dicapai oleh perusahaan melalui  kehadiran  dan  operasinya".  Reksohadiprodjo dkk., menyebutkan bahwa "tujuan utama perusahaan adalah menciptakan dan mendistribusikan barang (jasa) yang dibutuhkan masyarakat secara ekonomis dan efisien agar diperoleh laba".
Berdasarkan kedua definisi tujuan perusahaan di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan perusahaan adalah suatu sasaran akhir yang ingin dicapai perusahaan melalui kehadiran dan operasinya menciptakan dan mendistribusikan barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat secara ekonomis dan efisien.  Sasaran akhir  antara lain mendapatkan laba yang berkelanjutan (profitibilitas), memaksimalkan nilai atau kekayaan perusahaan, pertumbuhan, dan lain-lain.
Tujuan perusahaan mungkin saja berubah. Perubahan tersebut acapkali terjadi karena adanya perubahan aspirasi di ligkungan pihak stakeholders, timbulnya krisis, ataupun adanya perubahan pada daur hidup perusahaan.  Tujuan perusahaan pada umumnya dapat diukur, sehingga tujuan perusahaan seringkali memelurkan strategi, artinya strategi dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan.

2.      MACAM-MACAM TUJUAN PERUSAHAAN
Pada umumnya suatu perusahaan tidak hanya mempunyai tujuan tunggal tetapi mereka memiliki banyak tujuan yang akan dicapai. Sifat dari tujuan perusahaan dapat dilihat dari tujuan jangka pendek, dan tujuan jangka panjang.  Lauren R. Jauch dan W. F. Glueck mengemukakan bahwa terdapat variasi perbedaan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi bisnis, antara lain:
a) Profitabilitas (kesinambungan keuntungan);
b) efisiensi
c) kepuasan dan pengembangan karyawan,
d) kualitas barang dan jasa untuk pelanggan,
e) tanggung jawab  sosial  dan hubungan atau nama baik dengan masyarakat,
f) maksimisasi dividen  atau  harga saham untuk para pemegang saham
g) survival atau kelangsungan hidup,
h) kemampuan adaptasi, dan
i) peklayanan masyarakat.
Berbagai ragam tujuan yang ingin dicapai perusahaan menurut Christiananta dkk., antara lain "tujuan keuntungan, tujuan pemasaran dan penjualan, tujuan efisiensi dan inovasi, tujuan pengembangan karyawan, tujuan pertanggungjawaban sosial, dan lain sebagainya".
Keragaman tujuan perusahaan tersebut di atas pada akhirnya mengharuskan pula adanya pembobotan masing-masing tujuan menurut skala prioritas dan waktu yang telah ditetapkan.  Pearce II dan Robinson menegaskan bahwa "terdapat tiga tujuan ekonomis memedomani arah strategik dari hampir semua organisasi bisnis.  Apakah menyebutkannya secara jelas atau tidak, rumusan misi mencerminkan perusahaan untuk memastikan kelangsungan hidup (survival) melalui pertumbuhan, dan profitabilitas".
Perusahaan dalam menentukan tujuan-tujuannya akan mem-pertimbangkan salah satu atau lebih tujuan menurut Agustinus Sri Wahyudi, sebagai berikut :
1) Pendapatan (revenue),
2) pangsa pasar (market share),
3) biaya rendah (lowest cost),
4) pelayanan terhadap pelanggan (service),
5) keuntungan (profit),
6) inovasi yang tinggi (innovation),
7) tanggung jawab  sosial  dan  masyarakat (public and social responsibility),
8) efisiensi (efficiency).

3.      MANFAAT TUJUAN PERUSAHAAN
Setiap perusahaan mempunyai tujuannya masing-masing. Tujuan tersebut penting karena keberadaanya bermanfaat bagi strategi perusahaan, yakni:
a) Adanya tujuan  dapat  membantu  perusahaan  untuk  semakin memahami dirinya dalam kaitannya dengan lingkungannya. Sebagian besar organisasi memerlukan alasan atau pembenaran keberadaan dirinya serta keabsahannya dimata pemerintah, para langganan, dan masyarakat luas.  Tujuan perusahaan dinyatakan secara eksplisit akan menarik masyarakat untuk bekerja pada perusahaan.
b) Keberadaan tujuan perusahaan membantu mengkoordinasikan pengambilan keputusan. Hal ini berarti bahwa tujuan perusahaan pada dasarnya berperan sebagai titik temu sekaligus kendala atas keputusan-keputusan yang diambil.
c) Adanya tujuan  perusahaan memberikan tolok  ukur (standar)  bagi penilaian performasi perusahaan.  Tujuan menyediakan standar pokok untuk organisasi mempertimbangkan kinerja dalam pencapaian tujuan. Sehingga dapat dipakai alat pengendalian dan penilaian kinerja perusahaan.  Tanpa adanya tujuan maka organisasi tidak mempunyai dasar atau alat obyektif dalam mengevaluasi keberhasilannya.
d) Adanya tujuan memudahkan proses perumusan dan implementasi strategi perusahaan.  Setelah tujuan dirumuskan maka proses perumusan strategi dapat dimulai yaitu dengan analisis dan diagnosis lingkungan, analisis dan diagnosis kekuatan dan kelemahan perusahaan, penyusunan strategi alternatif, pemilihan alternatif strategi; dan langkah berikutnya adalah implementasi strategi.
Tujuan perusahaan akan mempunyai banyak manfaat pada proses perumusan dan implementasi strategi jika manajemen puncak dapat dengan baik merumuskan, melembagakan, mengkomunikasikan dan menguatkan tujuan tersebut melalui perusahaan.
Jadi proses strategi perusahaan akan menjadi sukses jika manajemen puncak berpartisipasi dalam perumusan tujuan dan merefleksikan tujuan tersebut di dalam nilai manajemen dan realitas situasi organisasi.

4.      PENETAPAN TUJUAN PERUSAHAAN
Banyak teori telah dikemukakan mengenai bagaimana tujuan perusahaan tersebut ditetapkan. Para ekonomi tradisional berpendapat bahwa tujuan perusahaan sebenarnya ditetapkan oleh manajemen puncak yang kemudian diturunkan ke bawah (trickle down theory). Sebaliknya Barnard mengemukakan bahwa tujuan perusahaan sebenarnya berkembang dari bawah - suatu bentuk konsensus (trickle up theory).
Penetapan atau perumusan tujuan perusahaan merupakan masalah yang sifatnya komplek dan harus mempertimbangkan kepentingan semua pihak yang berpartisipasi pada perusahaan. Penentuan tujuan sebenarnya sangat dipengaruhi oleh hal-hal, sebagai berikut:
a) Kekuatan-kekuatan yang ada dalam lingkungan perusahaan,
b) Realitas sumberdaya perusahaan dan konfigurasi kekasaan internal,
c) Sistem nilai para eksekutif perusahaan, dan
d) Pengalaman akan historis perusahaan.
Faktor pertama yang mempengaruhi penetapan tujuan perusa-haan adalah stakeholders.  Stakeholders adalah kelompok orang atau individu yang terkenan akibat langsung atau tidak langsung karena adanya kegiatan perusahaan.  Kelompok orang atau individu tersebut antara lain pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah, dan masyarakat.  Sebagai kelompok orang yang terkena akibat langsung atau tidak langsung, mereka mempunyai tuntutan-tuntutan yang dilihat dari sisi perusahaan merupakan kendala-kendala pembatas.
Stakeholders yang memiliki ragam tuntutannya dapat dijelaskan, sebagai berikut:
a) Pemegang saham. Pemegang saham memiliki tuntutannya seperti pembagian deviden, penawaran saham tambahan, harta pada saat likuidasi, hak suara saham, inspeksi atas pembukuan perusahaan, hak pemindahan tangan atas saham, hak suara dalam pemilihan dewan komisaris, dan lain-lainnya.
b) Kreditur.  Kreditur memiliki tuntutannya seperti pembayaran buga yang jatuh tempo,  pengembalian pokok pinjaman yang tepat waktu, keamanan barang-barang jaminan, prioritas relatif pada saat likuidasi, dan lain-lainnya.
c) Karyawan.  Karyawan memiliki tuntutannya seperti imbalan ekonomis, sosial, dan psikologis yang memuaskan, perlakuan yang adil tidak memihak, kebebasan untuk berpartisipasi dalam kegiatan serikat buruh, kebebasan untuk mengundurkan diri/berhenti dari pekerjaan, kondisi kerja yang memadai, dan lain-lain.
d) Pelanggan.  Pelanggan memiliki tuntutannya seperti harga yang pantas, pelayanan yang memuaskan antara lain: pengiriman barang yang tepat waktu, penyediaan data teknis penggunaan barang garansi yang layak, dukungan suku cadang yang lengkap, perbaikan dan peningkatan produk, dan penyediaan fasilitas kredit.
e) Pemasok.  Pemasok memiliki  tuntutannya  seperti usaha yang berkesinambungan, pembayaran yang tepat waktu, dan lain-lain.
f) Pemerintah.  Pemerintah memiliki tuntutannya seperti pajak, persaingan yang jujur, ketaatan pada perundang-undangan serta peraturan-peraturan khusus yang berlaku, dan lain-lain.
g) Serikat buruh.  Serikat  buruh memiliki tuntutannya seperti pengakuan sebagai mitra perusahaan, kesempatan untuk melakukan kegiatan berorganisasi dalam perusahaan, dan lain-lain.
h) Pesaing.  Pesaing  memiliki tuntutannya seperti aturan main dalam persaingan, dan lain-lain.
i) Masyarakat sekeliling. Masyarakat sekeliling memiliki tuntutannya seperti penyediaan lapangan kerja, aktivitas sosial kemasyarakatan, dari pihak perusahaan, dan lain-lain.
j) Masyarakat  luas. Masyarakat  luas memiliki   tuntutannya seperti sumbangsih pada pembangunan, dan lain-lain.
Faktor kedua adalah realitas sumberdaya perusahaan dan konfigurasi kekuasaan internalnya. Realitas sumberdaya perusahaan tentu saja mempengaruhi penetapan tujuan, karena sumberdaya yang tersedia merupakan kendala pembatas.  Oleh karena itu perusahaan yang memiliki sumberdaya yang relatif banyak tentunya akan lebih leluasa dalam menetapkan tujuannya dibandingkan dengan perusahaan yang yang memiliki sumberdaya yang relatif terbatas. Disamping realitas sumberdaya sebagai kendala pembatas, konfigurasi kekuasaan internal perusahaan juga sangat mempengaruhi penetapan tujuan perusahaan. Adanya dukungan dari dewan direksi tentu saja akan membuah tujuan-tujuan yang lebih tinggi.
Faktor ketiga, adalah sistem nilai manajemen puncak. Sistem nilai adalah serangkaian nilai yang diyakini oleh seseorang dalam perjumpaannya dengan dunia ilmu dan pengalaman.  Sistem nilai yang berkembang dan diyakini oleh manajemen puncak dengan sendirinya mempengaruhi penetapan tujuan perusahaan. 
Faktor keempat adalah pengalaman akan historisitas perusahaan. melupakan sejarah mendorong seseorang untuk mem-buat kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.  Pengalaman-pengalaman masa lalu memberikan warna kepada masa kini dan mendatang.  Pada umumnya tujuan perusahaan ditetapkan dengan melihat tujuan-tujuan yang terdahulu terkecuali bilamana terjadi perubahan yang sangat mendasar.
Seorang ahli pembuat strategi yang bernama George A. Steiner memberikan beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan dalam proses penetapan tujuan perusahaan.  Prinsip-prinsip tersebut, adalah:
1. Sesuai/cocok (suitable).  Tujuan harus mempunyai sumbangan yang berarti untuk menggerakkan perusahaan dalam arah yang benar untuk mencapai misinya.
2. Layak/dapat dicapai (feasible/achieveable).  Tujuan adalah sesuatu yang benar-benar dapat dicapai oleh perusahaan dengan sumberdaya yang tersedia.
3. Lentur/fleksibel  (flexible).  Tujuan  harus  dimungkinkan untuk dimodifikasi dimasa ang akan datang jika keadaan mendesak karena adanya perubahan lingkungan yang mendadak.
4. Memotivasi (motivating).  Tujuan  yang  baik  adalah  yang dapat memotivasi karyawan untuk mencapainya, sehingga tujuan tidak harus terlalu mudah ataupun terlalu sulit dan menyebabkan hal tersebut diluar jangkauan perusahaan.
5. Dapat dimengerti (understandable). Bahasa yang dipakai untuk melukiskan/ menyatakan tujuan haruslah mudah dimengerti sehingga pihak-pihak yang terkait dalam pencapaiannya tidak mengalami kebingunangan.
6. Terkait (linkage). Tujuan haruslah konsisten dan mendukung misi perusahaan. Pencapaian tujuan diharapkan mencerminkan pencapaian misi.
7. Dapat diukur (measurable).  Tujuan  harus secara jelas dan konkret menyatakan apa yang akan dicapai dan kapan tujuan tersebut dicapai, sehingga dapat diterjemahkan ke dalam sasaran operasional. Karena itu tujuan dapat diukur sepanjang waktu

D. DAFTAR PUSTAKA

Christiananta, Budiman, dkk., 1988, Kebijaksanaan Perusahaan I, Penerbit Karunia, Jakarta; hal 2.12 - 2.17.

Dirgantoro, Crown, 2001, Manajemen   Strategis – Konsep, Kasus, dan Implementasi, Edisi pertama, PT Gramedia Indonesia; 31-33.

Jauch, Lawrence R., dan W. F. Glueck, 1995, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, Terjemahan, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta; hal 63 -82

Supriyono, R. A., 1996, Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis, Edisi Pertama, BPFE-UGM, Yogyakarta;  hal 24 - 40.

Wahyudi, Agustinus Sri, 1996, Manajemen Strategik - Pengantar Proses Berpikir Strategik, Cetakan Pertama, Binarupa Aksara, Jakarta; hal 73 - 76.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar