BAB IV
TUJUAN PERUSAHAAN
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti
kuliah dan menyelesaikan tugas-tugas terstruktur tentang "Tujuan
Perusahaan", maka mahasiswa akan dapat:
1. Mampu mengemukakan pengertian
tujuan perusahaan, dan menjelaskan elemen-elemen tujuan suatu perusahaan.
2. Mampu menyebutkan macam-macam
tujuan perusahaan.
3. Mampu menjelaskan manfaat tujuan perusahaan.
4. Mampu menjelaskan faktor yang
mempengaruhi penetapan tujuan perusahaan.
5. Mampu mengemukakan kelompok
atau individu yang tergolong sebagai stakeholders, dan beragam tuntutannya.
B.
PENDAHULUAN
Suatu perusahaan
yang didirikan oleh pemiliknya jelas memiliki tujuan yang harus dicapai. Sesuatu tujuan yang ingin dicapai oleh
perusahaan itu berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang
lainnya, dan setiap perusahaan dapat memiliki lebih dari satu tujuannya. Tujuan
perusahaan mempunyai banyak manfaat pada proses perumusan dan implementasi
strategi, sehingga dalam proses perumusannya harus mempertimbangkan kepentingan
berbagai pihak yang terkena dampak langsung maupun tindak langsung atas
kehadiran perusahaan.
C. POKOK-POKOK MATERI
1.
PENGERTIAN TUJUAN PERUSAHAAN
Sejak awal
berdirinya, suatu perusahaan dalam menjalankan misinya akan menentukan
tujuan-tujuan yang harus dicapai. Penentuan tujuan ini untuk menetapkan standar
yang harus dipenuhi dalam mengoperasikan perusahaan, dan sebagai tolok ukur
menilai keberhasilannya. Tujuan (objective) adalah target yang ingin dicapai
oleh organisasi/perusahaan.
Lauren R. Jauch dan
W. F. Glueck mengemukakan bahwa "tujuan adalah hasil akhir yang ingin
dicapai perusahaan melalui keberadaan dan operasinya". Sedangkan
menurut Ansoff bahwa "tujuan adalah aturan keputusan yang
memungkinkan manajemen untuk mengarahkan atau memedomani dan mengukur prestasi
kearah tujuan". Jadi dapat
disimpulkan bahwa tujuan adalah sesuatu yang ingin di capai perusahaan melalui
keberadaan dan operasinya.
Tujuan merupakan
suatu pernyataan yang bersifat kualitatif mengenai keadaan atau hasil yang
ingin dicapai di masa yang akan datang.
Suatu tujuan berisi tiga
elemen penting, yaitu :
1) Atribut tertentu yang
dipilih sebagai suatu
pengukur efisiensi;
2) ukuran (skala) dengan mana atribut tersebut diukur; dan
3) sasaran (goal), yaitu nilai tertentu pada skala yang ingin dicari untuk
dicapai oleh perusahaan.
Perusahaan dalam
operasinya menghasilkan dan men-distribusikan barang/jasa dengan mengalokasikan
sumber daya-sumber daya, manajemen harus menggunakan tujuan untuk menuntun
dalam membuat keputusan, dan tindakan operasional sehingga dapat meningkatkan
efisiensi perusahaan.
Christiananta dkk.,
mengemukakan bahwa "tujuan
perusahaan kiranya dapat dilukiskan sebagai suatu sasaran akhir yang
ingin dicapai oleh perusahaan melalui
kehadiran dan operasinya". Reksohadiprodjo dkk., menyebutkan bahwa
"tujuan utama perusahaan adalah menciptakan dan mendistribusikan barang
(jasa) yang dibutuhkan masyarakat secara ekonomis dan efisien agar diperoleh
laba".
Berdasarkan kedua
definisi tujuan perusahaan di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan perusahaan
adalah suatu sasaran akhir yang ingin dicapai perusahaan melalui kehadiran dan
operasinya menciptakan dan mendistribusikan barang atau jasa yang dibutuhkan
masyarakat secara ekonomis dan efisien.
Sasaran akhir antara lain mendapatkan
laba yang berkelanjutan (profitibilitas), memaksimalkan nilai atau kekayaan
perusahaan, pertumbuhan, dan lain-lain.
Tujuan perusahaan
mungkin saja berubah. Perubahan tersebut acapkali terjadi karena adanya
perubahan aspirasi di ligkungan pihak stakeholders, timbulnya krisis, ataupun
adanya perubahan pada daur hidup perusahaan.
Tujuan perusahaan pada umumnya dapat diukur, sehingga tujuan perusahaan
seringkali memelurkan strategi, artinya strategi dirancang untuk mencapai
tujuan perusahaan.
2.
MACAM-MACAM TUJUAN PERUSAHAAN
Pada umumnya suatu
perusahaan tidak hanya mempunyai tujuan tunggal tetapi mereka memiliki banyak
tujuan yang akan dicapai. Sifat dari tujuan perusahaan dapat dilihat dari
tujuan jangka pendek, dan tujuan jangka panjang. Lauren R. Jauch dan W. F. Glueck mengemukakan
bahwa terdapat variasi perbedaan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi
bisnis, antara lain:
a) Profitabilitas
(kesinambungan keuntungan);
b) efisiensi
c) kepuasan dan pengembangan
karyawan,
d) kualitas barang dan jasa
untuk pelanggan,
e) tanggung jawab sosial
dan hubungan atau nama baik dengan masyarakat,
f) maksimisasi dividen atau
harga saham untuk para pemegang saham
g) survival atau kelangsungan
hidup,
h) kemampuan adaptasi, dan
i) peklayanan masyarakat.
Berbagai ragam
tujuan yang ingin dicapai perusahaan menurut Christiananta dkk., antara lain
"tujuan keuntungan, tujuan pemasaran dan penjualan, tujuan efisiensi dan
inovasi, tujuan pengembangan karyawan, tujuan pertanggungjawaban sosial, dan
lain sebagainya".
Keragaman tujuan
perusahaan tersebut di atas pada akhirnya mengharuskan pula adanya pembobotan
masing-masing tujuan menurut skala prioritas dan waktu yang telah
ditetapkan. Pearce II dan Robinson
menegaskan bahwa "terdapat tiga tujuan ekonomis memedomani arah strategik
dari hampir semua organisasi bisnis.
Apakah menyebutkannya secara jelas atau tidak, rumusan misi mencerminkan
perusahaan untuk memastikan kelangsungan hidup (survival) melalui pertumbuhan,
dan profitabilitas".
Perusahaan dalam
menentukan tujuan-tujuannya akan mem-pertimbangkan salah satu atau lebih tujuan
menurut Agustinus Sri Wahyudi, sebagai berikut :
1) Pendapatan (revenue),
2) pangsa pasar (market share),
3) biaya rendah (lowest cost),
4) pelayanan terhadap pelanggan
(service),
5) keuntungan (profit),
6) inovasi yang tinggi
(innovation),
7) tanggung jawab sosial
dan masyarakat (public and social
responsibility),
8) efisiensi (efficiency).
3.
MANFAAT TUJUAN PERUSAHAAN
Setiap perusahaan
mempunyai tujuannya masing-masing. Tujuan tersebut penting karena keberadaanya
bermanfaat bagi strategi perusahaan, yakni:
a) Adanya tujuan dapat membantu
perusahaan untuk semakin memahami dirinya dalam kaitannya
dengan lingkungannya. Sebagian besar organisasi memerlukan alasan atau
pembenaran keberadaan dirinya serta keabsahannya dimata pemerintah, para
langganan, dan masyarakat luas. Tujuan
perusahaan dinyatakan secara eksplisit akan menarik masyarakat untuk bekerja
pada perusahaan.
b) Keberadaan tujuan perusahaan membantu mengkoordinasikan pengambilan
keputusan. Hal ini berarti bahwa tujuan perusahaan pada dasarnya berperan
sebagai titik temu sekaligus kendala atas keputusan-keputusan yang diambil.
c) Adanya tujuan perusahaan
memberikan tolok ukur (standar) bagi penilaian performasi perusahaan. Tujuan menyediakan standar pokok untuk
organisasi mempertimbangkan kinerja dalam pencapaian tujuan. Sehingga dapat
dipakai alat pengendalian dan penilaian kinerja perusahaan. Tanpa adanya tujuan maka organisasi tidak
mempunyai dasar atau alat obyektif dalam mengevaluasi keberhasilannya.
d) Adanya tujuan memudahkan proses perumusan dan implementasi strategi
perusahaan. Setelah tujuan dirumuskan
maka proses perumusan strategi dapat dimulai yaitu dengan analisis dan
diagnosis lingkungan, analisis dan diagnosis kekuatan dan kelemahan perusahaan,
penyusunan strategi alternatif, pemilihan alternatif strategi; dan langkah
berikutnya adalah implementasi strategi.
Tujuan perusahaan
akan mempunyai banyak manfaat pada proses perumusan dan implementasi strategi
jika manajemen puncak dapat dengan baik merumuskan, melembagakan,
mengkomunikasikan dan menguatkan tujuan tersebut melalui perusahaan.
Jadi proses
strategi perusahaan akan menjadi sukses jika manajemen puncak berpartisipasi
dalam perumusan tujuan dan merefleksikan tujuan tersebut di dalam nilai
manajemen dan realitas situasi organisasi.
4.
PENETAPAN TUJUAN PERUSAHAAN
Banyak teori telah
dikemukakan mengenai bagaimana tujuan perusahaan tersebut ditetapkan. Para
ekonomi tradisional berpendapat bahwa tujuan perusahaan sebenarnya ditetapkan
oleh manajemen puncak yang kemudian diturunkan ke bawah (trickle down theory).
Sebaliknya Barnard mengemukakan bahwa tujuan perusahaan sebenarnya berkembang
dari bawah - suatu bentuk konsensus (trickle up theory).
Penetapan atau perumusan
tujuan perusahaan merupakan masalah yang sifatnya komplek dan harus
mempertimbangkan kepentingan semua pihak yang berpartisipasi pada perusahaan.
Penentuan tujuan sebenarnya sangat dipengaruhi oleh hal-hal, sebagai berikut:
a) Kekuatan-kekuatan yang ada
dalam lingkungan perusahaan,
b) Realitas sumberdaya
perusahaan dan konfigurasi kekasaan internal,
c) Sistem nilai para eksekutif
perusahaan, dan
d) Pengalaman akan historis
perusahaan.
Faktor pertama yang
mempengaruhi penetapan tujuan perusa-haan adalah stakeholders. Stakeholders adalah kelompok orang atau
individu yang terkenan akibat langsung atau tidak langsung karena adanya
kegiatan perusahaan. Kelompok orang atau
individu tersebut antara lain pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok,
pemerintah, dan masyarakat. Sebagai
kelompok orang yang terkena akibat langsung atau tidak langsung, mereka
mempunyai tuntutan-tuntutan yang dilihat dari sisi perusahaan merupakan
kendala-kendala pembatas.
Stakeholders yang
memiliki ragam tuntutannya dapat dijelaskan, sebagai berikut:
a) Pemegang saham. Pemegang saham memiliki tuntutannya seperti pembagian
deviden, penawaran saham tambahan, harta pada saat likuidasi, hak suara saham,
inspeksi atas pembukuan perusahaan, hak pemindahan tangan atas saham, hak suara
dalam pemilihan dewan komisaris, dan lain-lainnya.
b) Kreditur. Kreditur memiliki
tuntutannya seperti pembayaran buga yang jatuh tempo, pengembalian pokok pinjaman yang tepat waktu,
keamanan barang-barang jaminan, prioritas relatif pada saat likuidasi, dan
lain-lainnya.
c) Karyawan. Karyawan memiliki
tuntutannya seperti imbalan ekonomis, sosial, dan psikologis yang memuaskan,
perlakuan yang adil tidak memihak, kebebasan untuk berpartisipasi dalam
kegiatan serikat buruh, kebebasan untuk mengundurkan diri/berhenti dari
pekerjaan, kondisi kerja yang memadai, dan lain-lain.
d) Pelanggan. Pelanggan memiliki
tuntutannya seperti harga yang pantas, pelayanan yang memuaskan antara lain:
pengiriman barang yang tepat waktu, penyediaan data teknis penggunaan barang
garansi yang layak, dukungan suku cadang yang lengkap, perbaikan dan
peningkatan produk, dan penyediaan fasilitas kredit.
e) Pemasok. Pemasok memiliki tuntutannya
seperti usaha yang berkesinambungan, pembayaran yang tepat waktu, dan
lain-lain.
f) Pemerintah. Pemerintah memiliki
tuntutannya seperti pajak, persaingan yang jujur, ketaatan pada
perundang-undangan serta peraturan-peraturan khusus yang berlaku, dan
lain-lain.
g) Serikat buruh. Serikat buruh memiliki tuntutannya seperti pengakuan
sebagai mitra perusahaan, kesempatan untuk melakukan kegiatan berorganisasi
dalam perusahaan, dan lain-lain.
h) Pesaing. Pesaing memiliki tuntutannya seperti aturan main
dalam persaingan, dan lain-lain.
i) Masyarakat sekeliling. Masyarakat sekeliling memiliki tuntutannya
seperti penyediaan lapangan kerja, aktivitas sosial kemasyarakatan, dari pihak
perusahaan, dan lain-lain.
j) Masyarakat luas. Masyarakat luas memiliki tuntutannya seperti sumbangsih pada
pembangunan, dan lain-lain.
Faktor kedua adalah
realitas sumberdaya perusahaan dan konfigurasi kekuasaan internalnya. Realitas
sumberdaya perusahaan tentu saja mempengaruhi penetapan tujuan, karena
sumberdaya yang tersedia merupakan kendala pembatas. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki
sumberdaya yang relatif banyak tentunya akan lebih leluasa dalam menetapkan
tujuannya dibandingkan dengan perusahaan yang yang memiliki sumberdaya yang
relatif terbatas. Disamping realitas sumberdaya sebagai kendala pembatas,
konfigurasi kekuasaan internal perusahaan juga sangat mempengaruhi penetapan
tujuan perusahaan. Adanya dukungan dari dewan direksi tentu saja akan membuah
tujuan-tujuan yang lebih tinggi.
Faktor ketiga,
adalah sistem nilai manajemen puncak. Sistem nilai adalah serangkaian nilai
yang diyakini oleh seseorang dalam perjumpaannya dengan dunia ilmu dan
pengalaman. Sistem nilai yang berkembang
dan diyakini oleh manajemen puncak dengan sendirinya mempengaruhi penetapan
tujuan perusahaan.
Faktor keempat
adalah pengalaman akan historisitas perusahaan. melupakan sejarah mendorong
seseorang untuk mem-buat kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Pengalaman-pengalaman masa lalu memberikan
warna kepada masa kini dan mendatang.
Pada umumnya tujuan perusahaan ditetapkan dengan melihat tujuan-tujuan
yang terdahulu terkecuali bilamana terjadi perubahan yang sangat mendasar.
Seorang ahli
pembuat strategi yang bernama George A. Steiner memberikan beberapa prinsip
yang harus dipertimbangkan dalam proses penetapan tujuan perusahaan. Prinsip-prinsip tersebut, adalah:
1. Sesuai/cocok (suitable). Tujuan
harus mempunyai sumbangan yang berarti untuk menggerakkan perusahaan dalam arah
yang benar untuk mencapai misinya.
2. Layak/dapat dicapai (feasible/achieveable). Tujuan adalah sesuatu yang benar-benar dapat
dicapai oleh perusahaan dengan sumberdaya yang tersedia.
3. Lentur/fleksibel (flexible). Tujuan
harus dimungkinkan untuk
dimodifikasi dimasa ang akan datang jika keadaan mendesak karena adanya
perubahan lingkungan yang mendadak.
4. Memotivasi (motivating).
Tujuan yang baik
adalah yang dapat memotivasi
karyawan untuk mencapainya, sehingga tujuan tidak harus terlalu mudah ataupun
terlalu sulit dan menyebabkan hal tersebut diluar jangkauan perusahaan.
5. Dapat dimengerti (understandable). Bahasa yang dipakai untuk melukiskan/
menyatakan tujuan haruslah mudah dimengerti sehingga pihak-pihak yang terkait
dalam pencapaiannya tidak mengalami kebingunangan.
6. Terkait (linkage). Tujuan haruslah konsisten dan mendukung misi
perusahaan. Pencapaian tujuan diharapkan mencerminkan pencapaian misi.
7. Dapat diukur (measurable).
Tujuan harus secara jelas dan
konkret menyatakan apa yang akan dicapai dan kapan tujuan tersebut dicapai,
sehingga dapat diterjemahkan ke dalam sasaran operasional. Karena itu tujuan
dapat diukur sepanjang waktu
D. DAFTAR PUSTAKA
Christiananta, Budiman, dkk.,
1988, Kebijaksanaan Perusahaan I, Penerbit Karunia, Jakarta; hal 2.12 - 2.17.
Dirgantoro, Crown, 2001, Manajemen
Strategis – Konsep, Kasus, dan Implementasi, Edisi pertama, PT
Gramedia Indonesia; 31-33.
Jauch, Lawrence R., dan W. F.
Glueck, 1995, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, Terjemahan, Edisi
Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta; hal 63 -82
Supriyono, R. A., 1996,
Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis, Edisi Pertama, BPFE-UGM,
Yogyakarta; hal 24 - 40.
Wahyudi, Agustinus Sri, 1996,
Manajemen Strategik - Pengantar Proses Berpikir Strategik, Cetakan Pertama,
Binarupa Aksara, Jakarta; hal 73 - 76.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar